Manusia dan Keindahan
Keindahan
Keindahan
berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita
rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan
diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial,
dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi,
atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu,
untuk kesempurnaannya.
Keindahan yang seluas-luasnya
Keindahan
dalam arti luas, menurutThe Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan.
dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang
indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam
arti estetik disebutnya “ Syimmetria”, untuk keindahan berdasarkan
pengelihatan. jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi: Keindahan Seni,
Keindahan Alam, Keindahan Moral, Keindahan Intelektual.
Nilai Estetika
Kata estetika berasal dari
kata Aesthesiss yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada
awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian
teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan,
kecantikan secara umum. Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara
sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan. Pembahasan lebih
lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai
sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa.
Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni. Nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan
disebut Nilai Estetik.
Nilai Ekstrinsik dan Nilai Intrinsik
Nilai instrinsik adalah nilai yang
terkandung dari benda atau sesuatu itu sendiri, yang bersifat baik dari benda
yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda
itu sendiri. Sedangkan nilai ekstrinsik adalah nilai yang berasal dari luar
benda atau sesuatu itu sendiri yang bersifat baik dari suatu benda sebagai alat
atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (Instrumental/ Contributory value), yakni
nilai yang ber sifat sebagai alat atau membantu.
Pengertian tentang kontemplasi dan ekstansi
Kontemplasi adalah memandang
jauh ke depan demi mendapatkan arah dan kemungkinan tindakan lain (antisipasi)
yang lebih bermakna. Kontemplasi adalah suatu tindakan untuk memahami penuh
suatu hal. Kontemplasi adalah memandang sesuatu dengan cara ambil bagian dalam
hidup, dalam adegan, terlibat langsung. Kontemplasi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Sedangkan Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati sesuatu yang indah.
Setiap manusia memiliki nilai ekstansi yang berbeda-beda. Apabila kontemplasi
dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kotemplasi itu adalah
faktor pendorong untuk menciptakan keindahan. Sedangkan ekstansi itu merupakan
faktor pendorong untuk merasakan menikmati keindahan karena derajat kontemplasi
dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia.
Teori-teori Dalam Renungan
Merenung adalah aktifitas berfikir mendalam (deep thinkings)
yang sungguh berbeda dengan termenung. Merenung adalah secara diam-diam
memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam. Sedangkan termenung adalah
gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan
ofektivitasnya karena memang sedang out of control. Termenung bias dikatakan
meratapi hidup, orang termenung pasti melakukan dialog dengan diri sendiri.
Berarti hal ini banyak menguraikan masalah dari termenung, orang berbicara
dengan nurani dan akalnya menyamakan persepsi antara hati dan otak. Renungan
berasal dari kata renung artinya memikirkan sesuatu jadi Renungan adalah
pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu
hal
- Teori Pengungkapan Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (Seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris.
- Teori Metafisik Merupakan salah satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu menembus segi-segi praktis dari benda-benda di sekelilingnya dan sampai pada makna yang dalam, yakni memahami ide-ide dibaliknya.
- Teori Psikologis Salah satunya ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Seni merupakan semacam permainan y menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan.
TEORI KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi
dan kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar.
Keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan yang serasi pada suatu benda dan diantara benda itu dengan si
pengamat.
Filsuf Inggris Herbert Read
merumuskan definisi bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan
bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi kita (beauty is
unity of formal relations among our sense-perception).
Keserasian adalah
perpaduan, pertentangan, ukuran, seimbang. Terdapat 2 teori keserasian
- Teori objectif dan subjectif
- Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel
- Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry
- Teori Perimbangan
Dalam arti yang
terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka,
keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa
keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari
daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan.
Teori pengimbangan
tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas,
yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap
sebagai kualita dari benda-benda yang disusun (mempunyai bagian-bagian).
Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai
perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Teori ini hanya berlaku
dari abad ke-5 sebelum Masehi sampai abad ke-17 Masehi selama 22 abad. Teori
tersebut runtuh karena desakan dari filsafat empirisme dan aliran-aliran
termasuk dalam seni.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar